menejemen penegetahuan (knowledededge menegement)


Tugas Manajemen Pengetahuan
The Knowledge Edge
                                   
Disusun oleh :
Kelompok 1
Dyah Argarini Arum               141130251
Chintya Budi Decyana            141130269
Anna Rufika                             141130279

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2015


A.  Knowledge Management
Manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.
Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.
Pada perkembangan ini menunjukan makin cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan tersebut, dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut.
Manfaat Knowledge Management dalam Sebuah Organisasi
Sebelum lebih jauh membahas mengenai Knowledge Management, ada baiknya kita mengetahui manfaat-manfaat yang dihasilkan dari penerapan KM dalam sebuah organisasi.
Menurut Chase International Survey (Widayana, 2005, p.21) ada beberapa manfaatknowledge management dalam perusahaan, diantaranya adalah:
1.    Meningkatkan pengambilan keputusan.
Artinya, dengan jelas bahwa setiap kebutusan yang diambil atas dasar informasi dan pengalaman yang ditinjau dari berbagai aspek. Misal: Knowledge sharing yang selalu membahas dinamika pasar dan tuntuan kebutuhan pelanggan, membuat perusahaan selalu berorientasi untuk menjual apa yang benar-benar disukai dan dibutuhkan oleh pasar.    
2.    Meningkatkan respon terhadap pelanggan
Selanjutnya, orientasi dan respon terhadap pelanggan tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab pemasarandan customer service, namun menjadi bagian dari seluruh organisasi.
3.    Meningkatkan efisiensi cara kerja dan proses
Efisiensi cara kerja dan proses yang selalu dievaluasi akan membuat organisasi dapat bekerja lebih cerdas dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dari waktu ke waktu.
4.    Meningkatkan jumlah produk atau jasa, dan meningkatkan kemampuan dalam berinovasi
Selain itu, produk dan jasa yang melebihi harapan pelanggan dapat lebih mudah dan cepat untuk diciptakan. Maka dari situlah timbul sebuah inovasi. Inovasi tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab bagian penelitian dan pengembangan, melainkan semua orang atau kelompok dalam organisasi.
Tujuan Knowledge Management            
Implementasi knowledge management atau manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, beberapa manfaat knowledge management atau manajemen pengetahuan bagi perusahaan antara lain:
1.    Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
2.    Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
3.    Kemampuan beradaptasi. Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
4.    Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.

B.   Faktor Pendorong Diperlukannya Knowledge Management
Knowledge Management adalah proses bagaimana menjadikan dua bentuk pengetahuan, yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit secara dinamis berinteraksi sehingga terjadi transfer pengetahuan terhadap penyatuan individu, kelompok dan konteks secara siklik. Tacit knowledge merupakan suatu pengetahuan yang sulit untuk disampaikan kepada orang lain baik melalui kata-kata maupun teori karena hanya pemilik pengetahuan yang memahaminya. Jadi biasanya pengetahuan ini disampaikan dengan melakukannya secara langsung. Contoh: saat belajar piano, sang guru tidak cukup hanya menyampaikan teori saja kepada muridnya melainkan langsung mengajarkan bagaimana bermain piano dan
letak-letak nada yang ada pada tuts piano.
Sedangkan kebalikan dari tacit knowledge, explicit knowledge merupakan suatu pengetahuan yang mudah untuk disampaikan ke orang lain karena informasinya didapat dengan cara mengumpulkan, menghubungkan, dan mengelola informasi yang didapat baik dari buku, dari referensi dan petunjuk lainnya. Contoh: misalnya saat kita membeli suatu software biasanya akan ada sebuah dokumen yang dinamakan user manual menjadi panduan user atau pengguna bagaimana cara menggunkan software tersebut.
Adapun faktor-faktor penyebab pendorong diperlukannya KM, yaitu:
1.    Faktor Eksternal (External Driving Forces)
a.    Globalisasi bisnis dan kompetisi internasional; Perdagangan internasional (global) semakin meningkat. Produk satu perusahaan dibuat di berbagai belahan bumi. Kompetisi semakin meningkat dan global, hanya mereka yang paling efektif yang akan “survive” yaitu mereka yang efektif dalam bekerja (operasi), pemasaran dan penciptaan barang dan jasa.
b.    Kostumer yang semakin canggih; Segala sesuatu akan menjadi harus sesuai kebutuhan pelanggan (on demand). Pelanggan semakin pintar. Mereka memerlukan produk dan jasa yang bersifat “customized”. Hanya perusahaan yang mampu memahami kebutuhan dan kemampuan pelanggan yang akan “survive”.
c.    Saingan atau competitor yang semakin canggih; Kompetitor, siapapun itu, senantiasa membuat inovasi-inovasi serta terobosan-terobosan baru dalam barang dan jasa serta praktek mereka. Konsekuensinya, agar “survive”, perusahaan harus terus belajar agar dapat terus kompetitif dengan kompetitor lain.
d.    Supplier yang semakin canggih; Supplier senantiasa juga terus meningkatkan kemampuannya dan dapat berpartisipasi dalam menciptakan dan mendukung inovasi-inovasi untuk menghasilkan produk canggih. Karenanya, perusahaan harus memahami kemampuan supplier dan memahami bagaimana cara mengintegrasikan kemampuan mereka dengan kemampuan internal perusahaan.
2.    Faktor Internal (Internal Driving Forces)
a.    Hambatan pada keefektifan di perusahaan; Dalam era informasi saat ini, efektifitas perusahaan tersumbat oleh alur kerja, alur informasi dan lain-lain. Hambatan ini diatasi dengan berbagai cara, seperti investasi teknologi, penyederhanaan alur kerja, penngkatan informasi untuk pengambilan keputusan, dll. Bottlenecks telah bergeser dari sesuatu yang terlihat dan terukur ke lingkup kerja intensif berbasis pengetahuan yang mengedepankan pemahaman dan keahlian.
b.    Kemampuan teknologi yang meningkat; Dalam era informasi saat ini, teknologi informasi dan manajemen informasi serta inteligensi buatan semakin pesat dan canggih, seperti sistem pendukung kinerja, sistem pengelolaan informasi, search engine, dll. Dengan demikian pendekatan Knowledge Management akan sangat terbantu oleh adanya kemajuan teknologi ini.
c.    Pemahaman tentang manfaat dari kemampuan kognitif manusia; Penelitian dewasa ini menunjukkan penemuan-penemuan tentang bagaimana fungsi otak bekerja. Pada akhirnya menunjukkan bagaimana fungsi kognitif manusia mempengaruhi cara belajar dan bekerja . Oleh karena itu, perusahaan sangat penting memahami aspek kgontif, seperti bagaimana pengetahuan, pola mental, dan asosiasi mempengaruhi pengambilan keputusan dan cara kerja manusia.
3.    Perkembangan KM yang Sedang Berlangsung (Ongoing Developments)
Beberapa perkembangan yang sedang terjadi yang mempengaruhi KM adalah:
a.    Nilai ekonomi dari ide-ide; fakta menunjukkan bahwa perubahan yang signifikan dalam masyarakat disebabkan bukan oleh jumlah orang, besarnya modal uang, luasnya tanah dan lain-lain, tapi oleh ide (knowledge-driven).
b.    Teknologi dan Manajemen Informasi; kemampuan dan praktek yang memanfaatkan informasi (information related practice) telah dan akan merubah bagaimana bisnis dilakukan.
c.     Ilmu kognitif; pemahaman tentang bagaimana fungsi kognitif memberikan arahan/petunjuk bagaimana kita mengelola pengetahuan.
d.    Pergeseran dalam Bottlenecks; memahami keberhasilan dan pengalaman orang lain, untuk memberikan informasi yang benar tentang garis besar pelaksanaan kegiatan.
e.    Adanya penyesuaian kondisi karena semakin cerdasnya kostumer; peluang besar terbuka lebar jika dapat memuaskan tuntutan unik pelanggan.
f.     Kompetitor Cerdas; peluang, tantangan dan ancaman membutuhkan perilaku cerdas dan belajar cepat untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
g.    Globalisasi; perubahan bisnis international memberikan peluang dan tantangan bisnis yang harus dipahami untuk dikelola (managed) dengan sebaik-baiknya.
The 24 Drivers of Knowledge Management
Dalam suatu perusahaan banyak faktor penyebab mengapa KM perlu diterapkan. Ada 24 key drivers yang membuat manajemen pengetahuan penting bagi bisnis. Beberapa diantaranya (tidak semuanya) mungkin akan tepat diterapkan dalam bisnis kita tanpa melihat industrinya. Drivers ini bisa dikelompokkan dalam 6 kategori besar, yaitu:
1.    Knowledge-Centric Drivers (Pendorong yang berfokus pada pengetahuan):
a.    Kegagalan organisasi untuk mengetahui apa yang telah mereka ketahui.
Perusahaan sering tidak mengetahui potensi-potensi yang ada pada perusahaan tersebut. Ini selalu menjadi  akar dari penyebab tidak majunya sebuah perusahaan.
b.    Munculnya Kebutuhan mendesak untuk distribusi pengetahuan yang cerdas.
Setiap hari perusahaan dan pekerja, mereka dihadapkan dengan masalah yang berasal dari kurangnya pengetahuan yang dimiliki para karyawan. Dalam keadaan mendesak terkadang seorang karyawan tidak bisa megambil keputusan dengan baik hal itu bisa dikarenakan oleh berbagai hal. Salah satunya kurangnya pengetahuan bagaimana cara mempertimbangkan dan memilih sebuah keputusan . Oleh karena itu ada baiknya seorang karyawan harus bisa belajar dari berbagai hal sehigga dalam kebutuhan mendesak karyawan bisa memberikan keputusan yang tepat.
c.    Percepatan atau tersendatnya pengetahuan.
Perusahaan yang sukses mengembangkan kecepatan pengetahuan, yang membantu mereka mengatasi pengetahuan kelesuan, untuk menerapkan apa yang mereka pelajari untuk proses kritis pada tingkat yang lebih cepat dari pesaing mereka. Lambatnya dan tidak jelasnya pengetahuan dapat menghambat kemajuan suatu perusahaan ataupun organisasi. Jangan meremehkan pengetahuan yang diperoleh dari kegagalan. Pendekatan dan keputusan gagal sering memberikan wawasan sama berguna ke dalam apa yang tidak boleh dilakukan. pengetahuan tentang kegagalan dapat mengarahkan alokasi sumber daya ke arah yang menjanjikan. Tanpa belajar dari kegagalan dan analisis mereka, para pekerja saat ini mungkin tidak sadar mengulangi kesalahan masa lalu.
d.    Permasalahan terkait mogoknya pengetahuan dan tingginya ketergantungan yang tinggi pada tacit knowledge (pengetahuan terpendam).
Kebutuhan profesional pengetahuan memainkan peran penting dalam ekonomi pengetahuan. Mereka bisa menuntut kondisi kerja yang lebih baik, kebebasan yang lebih besar, peningkatan kepuasan kerja. Ini berarti bahwa pengetahuan profesional tidak akan mudah terikat satu perusahaan. Tentu saja, gagasan kerja bagi kehidupan asing bagi generasi baru ini profesional. Sementara banyak fakta tentang suatu perusahaan dapat didokumentasikan dalam rencana nya, dokumen, desain, dan database, banyak pengalaman yang berada di kepala karyawan . Sangat sering, bagian terbesar dari kecakapan intelektual suatu perusahaan tidak dalam kecerdasan organisasi, tetapi kecerdasan manusia.
e.     Kebutuhan untuk menangani kecenderungan penimbunan pengetahuan di antara karyawan.
Penimbunan adalah gejala dari pemikiran lama yang tidak harmonis dalam ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat merusak kemampuan perusahaan untuk bergerak cepat ke pasar baru atau bersaing secara efektif. Tapi penimbunan adalah kecenderungan manusia yang dapat diatasi hanya dengan memberikan insentif menarik untuk berbagi. Membawa ukuran kinerja dan insentif yang berbagi pengetahuan reward memperkuat manfaat dari berbagi pengetahuan di seluruh organisasi. Individu, menjadi tugas fokus, mungkin tidak memiliki kemewahan waktu yang tersedia bahkan jika mereka ingin berbagi pengetahuan yang mereka miliki.
f.     Kebutuhan akan  systemic unlearning 
Systemic unlearning adalah belajar meninggalkan hal-hal lama bila sudah tidak sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan unlearning tersebut sulit untuk mengidentifikasi dalam lingkungan bisnis yang kompleks; manajemen pengetahuan berpotensi dapat memberikan perangkat untuk mengenali kebutuhan tersebut.



Kasus:
Xerox
Vendor Xerox mengembangkan sebuah komputer pertama yang memakai window-based GUI. Komputer yang ada sebelumnya hanya mengandalkan teks sebagai operasionalnya.Diberi nama Alto, komputer ini sudah dilengkapi mouse, jaringan ethernet, dan editor teks WSYIWYG (what you see is what you get). Namun saat diluncurkan tahun 1973, pasar konsumen PC belum terbentuk.Akibatnya Xerox hanya mendistribusikan Alto ke beberapa universitas secara gratis.
Pada tahun 1979, Steve Jobs mengunjungi Xerox PARC, tempat pengerjaan Alto.Saat melihat komputer ini, ia langsung terinspirasi dan kemudian mengimplementasikan banyak fitur utama Alto ke dalam Lisa dan Mac, dua PC yang sedang perusahaannya kembangkan.Ternyata Mac sangat laris manis, sementara Xerox yang akhirnya mengikuti dengan memasarkan Xerox Star (berbasis teknologi Alto) sudah terlambat masuk pasar.

Minicomputer
Minicomputer adalah kelas komputer multi-user yang dalam spektrum komputasi berada di posisi menengah di bawah kelas komputer mainframe dan sistem komputer single-user seperti komputer pribadi. Istilah komputer mini dalam era sekarang ini sudah dianggap kuno dan diganti dengan istilah-istilah seperti komputer menengah IBM (midrange system) dalam dunia IBM, stasiun kerja (workstation) dalam dunia Sun Microsystems dan UNIX/Linux sertaserver. Para pembuat minicomputer banyak yang bangkrut karena mereka gagal menyesuaikan diri dengan industri PC. Kegagalan ini karena mereka tidak bisa menanggalkan cara-cara bisnis/produksi mini.

2.    Technology Drivers (Pendorong dari segi Teknologi):
a.      Gagalnya penggunaan teknologi sebagai pembeda jangka panjang yang layak.
Dorongan teknologi telah merevolusi cara kita berkomunikasi, menyimpan, dan pertukaran data dengan biaya rendah dan kecepatan tinggi. Sehingga dapat mempercepat segala proses yang dibutuhkan dari perusahaan atau organisasi tertentu.
b.      Tekanan atas daur hidup produk dan proses.
Informasi, layanan, dan siklus hidup produk fisik di sebagian besar pasar telah secara signifikan dipersingkat, sehingga menekan jendela tersedia untuk recouping biaya yang berhubungan dengan perkembangan mereka. Waktu-ke-pasar merupakan faktor penting dalam pengembangan kedua layanan dan produk. Industri teknologi tinggi memberikan contoh yang jelas dari lakukan-atau-mati penting bahwa cepat waktu-ke-pasar pose, tapi industri lain yang tidak terlalu jauh di belakang.
c.       Kebutuhan untuk adanya hubungan yang sempurna antara pengetahuan, strategi bisnis, dan teknologi informasi
Perusahaan-perusahaan yang benar-benar akan berkembang adalah mereka yang dapat menggunakan aset teknologi informasi mereka untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mereka dengan cara-cara yang harus segera diterapkan. Cara ini bisa terjadi termasuk peningkatan proses, pengambilan keputusan desentralisasi, kinerja yang lebih baik, mengalahkan tenggat waktu, mengurangi (jika tidak menghilangkan) kesalahan, dan memuaskan pelanggan yang tepat dengan cara yang benar pada waktu yang tepat.
Kasus:
Pelopor ATM Pertama
Bank pertama di Indonesia yang menggunakan ATM secara online dilakukan oleh Bank Niaga pada Oktober 1987 dengan nama Niaga Cash,  tetapi kemudian disalip oleh BCA dan bank-bank lainnya.
FedEx
FedEx Express secara agresif pada tahun 2005-2006 telah berhasil menjadi market leader di bidang bisnis logistik/distribusi. FedEx merupakan perusahaan yang pertama kali menggunakan tracking system, yang kemudian diikuti oleh DHL dan yang lain-lain, termasuk PT POS.
Camera film roll
Camera film roll dan handphone cepat menjadi kuno karena munculnya produk baru yang lebih canggih. Di eradigital saat ini, yang ada adalah cetak foto karena tidak perlu di cuci lagi dan untuk mencetak pun tidak perlu kepusat cuci cetak foto tapi cukup cetak sendiri dengan printer warna atau ke tetangga atau teman yang memiliki printer warna dan mencetaknya disana. Hal ini dikarenakan harga printer dan tinta warna yang terjangkau dan lebih murah. Setiap orang bebas jepret sana sini sepuas-puasnya sesuai dengan kapasitas memory card dari camera atau handphone tanpa perlu takut salah seperti saat masih memakai roll film. Tapi semakin banyak jepret bukan berarti semakin banyak mencetak foto karena hasil jepretan justru disimpan di hardisk atau dipindahkan ke facebook,twitter,instagram ataupun media sosial lainya untuk dipamerkan ke publik tanpa harus dicetak. Jadi hal-hal tersebutlah yang mengakibatkan munculnya berbagai produk baru yang lebih canggih dengan seiring dengan kemajuan di era digital saat ini.
3.    Organisational structure-based Drivers (Pendorong Berbasis Struktur Organisasi) :
a.    Konvergensi fungsional.
Berbagai fungsi (seperti marketing, keuangan, dll.) saling tergantung satu sama lain.
Ketidakpastian dalam proses pengembangan produk dan layanan baru menyebabkan ketergantungan yang kompleks antara dan antara area fungsional yang berbeda (seperti pemasaran, produksi, keuangan, dll) dan memerlukan masukan dan kerjasama dari berbagai departemen untuk mencapai tujuan bersama.Selain hambatan fungsional tradisional yang ada antara pemasaran, desain, pembelian, dan manufaktur yang dapat diamati di sebagian besar organisasi industri, keragaman keahlian yang dibutuhkan untuk proyek-proyek yang kompleks menciptakan hambatan serius yang umum diterima dan disepakati bersama. Manajemen pengetahuan dapat menjawab pertanyaan tentang aset pengetahuan, kepercayaan, dan kepemilikan, baik sebelum dan setelah pekerjaan dilakukan.
b.    Munculnya struktur organisasional yang berfokus pada proyek.
Dalam proyek-berorientasi, struktur organisasi berbasis tim, keterampilan yang dikembangkan selama proses kolaborasi mungkin hilang setelah tim dipecah dan didistribusikan di antara tim-tim yang baru dibentuk lainnya. Ketika tim seperti itu dibubarkan, pengetahuan proses diakuisisi oleh tim dan dibutuhkan untuk tugas-tugas seperti modifikasi produk, pengembangan layanan, atau pemeliharaan hilang untuk penggunaan masa depan.
c.    Tantangan yang dibawa oleh deregulasi.
Deregulasi adalah kebijakan pemerintah untuk kegiatan bisnis tertentu yang memungkinkan perusahaan untuk beroperassi secara lebih bebas sehingga meningkatkan persaingan. Dengan meningkatnya kebebasan persaingan perusahaan harus bisa menciptakan produk yang lebih bervariasi, lebih berkualitas, lebih kreatif dan lain sebagainya sehingga pelanggan menjadi tertarik terhadap produk atau jasa tersebut.
d.    Ketidakmampuan organisasi untuk mengimbangi perubahan kompetitif akibat globalisasi.
Mengelola pengetahuan menjadi kunci untuk mengakses informasi yang tepat waktu tentang lingkungan kompetitif internasional, tingkat pertumbuhan regional, ekonomi dan budaya isu-informasi yang diperlukan untuk membangun sebuah portofolio bisnis global yang kuat sehingga dapat mengimbangi perubahan kompetitif akibat globalisasi.
e.    Konvergensi produk dan jasa layanan.
Konvergesi sendiri merupakan penyatuan atau penggabungan suatu produk dan jasa layanan. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan inovasi. Inovasi strategis terjadi ketika sebuah perusahaan mengidentifikasi kesenjangan dalam industri dan memutuskan untuk mengisinya sehingga kesenjangan tumbuh menjadi pasar. Kesenjangan mungkin menyiratkan segmen baru yang muncul pelanggan bahwa persaingan mungkin telah diabaikan, kebutuhan baru dan muncul dari pelanggan lama, atau cara hanya baru memberikan produk dan layanan.
Kasus:
Astra
Pembeli mobil melihat nilai suatu produk, tidak hanya dari produknya saja, tetapi juga dari pelayanan purna jual, penyediaan suku cadang, ketersediaan bengkel, sampai harga jika mobil akan dijual lagi. Ini membutuhkan konvergensi fungsional. Kesadaran ini yang mendasari pendirian AUTO 2000 oleh Astra pada 1975 . Sementara HONDA yang merasa Honda Civicnya lebih unggul menganggap kualitas produk yang menentukan penjualan.
Starbucks
Howard Schultz (president of Starbucks) menganggap dia berada dalam “romance-theatrics and community business”, bukan bisnis kopi.
4.    Personnel Drivers(pendorong personal):
a.    Konvergensi fungsional yang sangat luas.
Penggabungan atau pengitegrasian berbagai fungsi (seperti marketing, keuangan, dan lain sebagainya) secara menyeluruh. Jadi penggabungan tersebut dilihat dari segi fungsi yang membentuk keseragaman.
b.    Kebutuhan untuk mendukung kolaborasi lintas-fungsi yang efektif.
Penciptaan sistem yang kompleks saat ini produk membutuhkan perpaduan pengetahuan dari beragam disiplin dan pribadi perspektif dimana kerjasama kreatif sangat penting untuk inovasi berbasis keterampilan. Keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk proyek mungkin didistribusikan baik di dalam maupun di luar perusahaan yang bertanggung jawab; Oleh karena itu, orang-orang dari perusahaan yang berbeda harus sering bekerja sama untuk membawa seluruh skill set yang produk atau jasa mungkin menuntut. Dalam pengembangan produk dan jasa yang kompleks, itu adalah sine qua non untuk menarik keahlian yang dibutuhkan dari berbagai bidang fungsional seperti desain teknis, teknik, kemasan, manufaktur, dan pemasaran.
c.    Mobilitas dan keluwesan tim.
Arti mobilitas adalah mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Mobilitas merupakan perpidahan posisi seseorag dari lapisan satu ke lapisan lain. Dalam melakukan perpindahan tersebut dibutuhkan keluwesan atau fleksibilitas karena kerjasama dalam tim merupakan faktor utama dalam mecapai kerjasama tim yang sempurna.
d.    Kebutuhan untuk menghadapi ekspektasi korporasi yang kompleks.
Kebanyakan bisnis saat ini masih terbatas, belum ada tujuan, dan memberikan nilai yang terukur dan aturan struktur yang masih sangat dipaksakan, tetapi karena pasar tidak stabil, mereka tunduk pada perubahan radikal. Mereka bersaing dengan skala yang tidak wajar dari waktu ke waktu, inovasi tak terduga dari pesaing, pergeseran pasar, dan ketidaksesuaian kecepatan internal dan eksternal yang buruk.

5.    Process focused Drivers (Pendorong yang berfokus pada proses):
Pendorong proses difokuskan pada peningkatan proses kerja melalui manajemen pengetahuan.
a.    Kebutuhan untuk mencegah kesalahan yang berulang dan seringkali mahal.
Sama saja bila belajar dari masa lalu bagaimana melakukan cara yang tepat, tetapi tidak pernah benar-benar mempraktekkanya. Organisasi dibingungkan dengan bagaimana menemukan solusi dan masih mengulangi kesalahan karena mereka tidak bisa mengidentifikasi atau mentransfer praktik terbaik dan pengetahuan pengalaman dari satu lokasi ke lokasi lain atau dari satu proyek ke yang lain
b.    Kebutuhan untuk mencegah penemuan yang tidak perlu.
Menemukan suatu hal yang baru merupakan salah satu kegiatan manusia untuk melakukan pembeharuan. Dalam mencari menemukan penemuan tersebut mausia tidak bisa hanya asal memilih dan meyerap informasi yang ada. Tapi kita harus bisa memilah mana pengetahuan yag baik atau tidak. Dengan melakukan hal tersebut kita jadi bisa menghemat waktu, biaya dan lain-lain dalam kegiatan perusahaan sehingga penemuan yang kita pilih bisa membantu perusahaan dalam melakukan pembeharuan.

c.    Kebutuhan untuk antisipasi prediksi yang akurat.
Kemampuan untuk mengantisipasi dan menanggapi tren pasar adalah kemampuan penting yang diperlukan dari setiap perusahaan. Agar benar-benar kompetitif, perusahaan harus mampu melihat gambaran yang lebih besar dan tidak hanya bereaksi terhadap tren (reaktif) tetapi sebenarnya mengantisipasinya (proaktif). Hal ini penting untuk mengenali terlebih dahulu kekuatan yang akan membentuk pasar di mana perusahaan Anda beroperasi. Hal ini kadang-kadang terlalu mudah bahkan perusahaan terbaik untuk melewatkan mengalahkan sini dan jatuh jauh di belakang
d.    Munculnya kebutuhan untuk kesiagaan bersaing.
Bereaksi dengan cepat terhadap perubahan pasar adalah salah satu tantangan terbesar bagi perusahaan, dan juga salah satu peluang terbesar. Pesaing menjadi semakin responsif terhadap kebutuhan pelanggan, perusahaan harus sesuai dengan usaha, menggunakan aplikasi yang tepat pengetahuan dalam struktur yang tepat dan proses. Responsiveness yang melebihi pesaing kemudian menjadi kunci diferensiasi. Hal ini sering berarti menggunakan pengetahuan untuk mengontrol proses, banyak yang sangat kompleks, menuntut ratusan kontribusi peserta dan pemasok, masing-masing dengan ketentuan mereka sendiri.
Kasus:
Perusahaan ABB
ABB dulu bernama Asea Brown Boveri merupakan sebuah perusahaan multinasional yang menghasilkan berbagai macam produk teknologi seperti pembangkit tenaga listrik dan peralatan transmisi, kereta api berkecepatan tinggi, otomatisasi dan robotika, dan sistem kontrol.. ABB adalah salah satu perusahaan engineering terbesar di dunia. ABB beroperasi di sekitar 100 negara. Pendapatan global sebesar $ 40miliar (Rp 451 triliun). Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988. Bermarkas di Zurich, Swiss. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 150.000 pekerja pada tahun 2012.
Perusahaan ini memiliki lebih dari 200.000 karyawan yang dipimpin oleh hanya 250 manajer senior. Ketika dibentuk oleh penggabungan dari Swedia ASEA dan perusahaan Swiss Brown Boveri pada tahun 1987, salah satu strategi utama adalah untuk memindahkan kekuasaan dari pusat ke perusahaan operasi. Staf kantor pusat dikurangi dari total 6.000 dengan total 150 orang dengan struktur manajemen matriks di seluruh dunia. Beberapa lapisan manajemen menengah dilucuti keluar, dan direktur dari kantor pusat dipindahkan ke perusahaan koordinasi regional. Perusahaan ini dibagi menjadi 1.400 perusahaan kecil dan sekitar 5.000 pusat laba berfungsi semaksimal mungkin kepada perusahaan independen. Pada saat yang sama, pengaturan kelompok-koordinasi baru diperkenalkan di mana setiap orang dalam perusahaan memiliki manajer negara dan manajer sektor bisnis, dan sekitar 65 manajer global yang berlari delapan sektor usaha.
Asea Brown Boveri berusaha untuk menata ulang departemen audit internalnya dengan cara berfokus pada bagaimana mempekerjakan audit internalnya dengan tepat, memperbaiki proses audit, menggunakan platform elektronik, dan fokus pada kolaborasi.
PT POS Indonesia
Bicara  PT Pos Indonesia,  memang tak ada habisnya,  Pos Indonesia selalu memberi inspirasi yang melekat pada ingatan  msyarakat. Kini keberadaan petugas pos nyaris tak terdengar lagi di zaman serba instan, orang membutuhkan layanan yang aman, cepat, tepat dan efektif walau sedikit mahal. Di era  global dengan teknologi tinggi, untuk memenuhi kebutuhan layanan jasa , muncullah jasa pengiriman dokumen dan barang yang sangat kompetitif sekali, baik milik neara (BUMN) maupun milik Asing (PMA) dan Swasta murni. Perusahaan curier tumbuh dan berkembang pesat.
Perusahaan patungan (joint venture) yang beraviliasi juga dengan leader market yang telah berpengalaman menjadikan perusahaan tersebut sangat dominan merambah jasa curier tersebut.Di lain pihak, jasa elektronik yang dapat dimiliki secara gratis misalnya email, faksimile, chatting, video streamming, tele conferensi, LLG, ATM Transfer hingga pengiriman barang super cepat .
Perkembangan teknologi membuat budaya kirim surat, paket dan uang bergeser ke layanan internet dan perusahaan jasa pengiriman swasta. Kemajuan teknologi tersebut sempat membuat terpuruk Pos Indonesia. ”Layanan surat-surat individual turun hampir 90 persen,” ujar Marketing & Business Developmment Director PT Pos Indonesia, Setyo Riyanto. Situasi itulah yang membuat Pos Indonesia tetap bersemangat mengembangkan teknologi dan kreatifitas dalam layanannya. Mulai dari surat menyurat, paket logistik dan jasa keuangan.
Sangat wajar kalau banyak orang mengira dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan  komunikasi berbasis internet bakal mengancam kelangsungan bisnis Pos Indonesia. Memang persaingan semakin banyak, namun manajemen Pos Indonesia melakukan langkah strategis di antaranya melakukan transformasi bisnis sehingga Pos Indonesia pada tahun 2009 berhasil membukukan laba sebesar Rp84 miliar.
Sebagaimana diungkapkan Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana, Pos Indonesia telah dan sedang melaksanakan program modernisasi dan empowerment dengan beberapa perubahan strategis yaitu, pembenahan business model and process, peningkatan dan penajaman brand image, dan infrastruktur bisnis berbasis ICT. Langkah riil dalam modernisasi kantor pos dilakukan dengan mempercantik sisi tangible, hal lain adalah mengembangkan layanan bidang mail services, financial services, maupun logistics untuk menciptakan layanan yang mampu memenuhi ekspektasi pelanggan.
Seperti halnya dengan layanan keuangan yang antara lain akan dibenahi dengan aplikasi Core Banking System yang setara dengan perbankan. Demikian juga dengan layanan mail dan logistics yang dilengkapi teknologi IT yang andal. Perbaikan tersebut juga mencakup perbaikan SDM terutama yang ada di front office baik menyangkut tampilan, sikap melayani, maupun pengetahuannya akan produk. Dengan produk andalan antara lain Pos Express, Admailpos, dan System Online Payment Point (SOPP Pos) sehingga Pos Indonesia diharapkan tumbuh secara agresif baik di sisi kualitas maupun kuantitas.
Tentunya Pos Indonesia harus terus melakukan inovasi lewat unit bisnis Admail yang dapat melaksanakan layanan end to end services dari persiapan, pencetakan, penyampulan, hingga pengantaran surat ke alamat kiriman business to customers. Selain itu Pos Indonesia harus siap menjalin kerja sama, baik dengan perusahaan percetakan, penerbit untuk memberikan layanan bundling sejalan dengan kompetensi dan pengalamannya dalam menyampaikan kiriman ke masyarakat secara profesional.
6.    Economic Drivers (Pendorong Ekonomi):
Terlalu menggantungkan diri pada TI sebagai sumber daya saing
a.    Potensi untuk menciptakan pengaruh yang luar biasa melalui pengetahuan :
Ilmu ekonomi yang menarik untuk meningkatkan laba.
Sebagian besar biaya tetap dalam produk dan layanan pengetahuan intensif biasanya terletak pada penciptaan mereka daripada di manufaktur atau distribusi. Setelah produk pengetahuan intensif seperti telah dibuat, biaya pengembangan awal mereka dapat tersebar di seluruh volume mount. Dalam industri tradisional, aset penurunan nilai karena lebih banyak orang menggunakannya. Aset pengetahuan, sebaliknya, tumbuh dalam nilai karena mereka menjadi standar yang digunakan oleh lebih banyak orang, standar yang lain dapat membangun. Pengguna mereka secara bersamaan bisa mendapatkan keuntungan dari pengetahuan ini dan meningkatkan nilainya karena mereka menambah, beradaptasi, meningkatkan, memperkaya, dan memvalidasi itu.
b.    Permintaan untuk diferensiasi produk dan layanan yang ampuh.
Mencoba menawarkan diferensiasi produk kepada konsumen menjadi salah satu strategi jitu yang sering dilakukan pelaku usaha untuk memenangkan persaingan pasar. Diferensiasi produk sendiri merupakan pembedaan suatu produk dengan produk lainya. Diferensiasi bisa dilakukan dengan menciptakan produk yang berbeda, memberikan pelayanan berbeda, atau menciptakan image produk yang unik dan berbeda dari pesaing lainnya. Sedangkan dari segi layanan perusahaan harus bisa memberikan sesuatu kepada pelanggan tentang apa yang diinginkan. Pelayanan sendiri merupakan tata cara atau prosedur untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan yang melibatka seluruh fasilitas fisik yang dimiliki dan sdm yang ada. Layanan ampuh disini artinya pelanggan bisa terpuaskan yang berarti telah terpenuhinya kebutuhan konsumen dalam memperoleh produk dan jasa.
c.    Pencarian “senjata andalan” sebagai pembeda produk atau jasa yang dimiliki
Perusahaan harus terus mencari inovasi dalam varian produk dan jasa. Mencari dan menggali potensi yang dimiliki perusahaan tersebut. Sehinnga bisa menemukan “senjata andalan” yang bisa digunakan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain.
a. Increasing Return (manfaat yang terus meningkat); Pengetahuan semakin terus digunakan, semakin meningkat manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, semakin besar manfaatnya.
b. Diminishing Return (manfaatnya semakin menurun); Barang, jika sering digunakan, atau banyak yang menggunakan, lama-lama akan turun manfaatnya, bahkan menjadi rusak
Contoh: Meskipun sejak awal telah memiliki TI yang canggih, Amazon berhasil mengefisiensikan logistiknya setelah merekrut ahli logistik dari Wal-Mart.

Kasus:

Arch Deluxe
Salah satu perusahaan yang pernah mengalami kegagalan yaitu perusahaan makanan siap saji Mcdonald’s. The Arch Deluxe adalah hamburger yang dijual oleh McDonald pada tahun 1996 dan dipasarkan khusus untuk orang dewasa. Produk tersebut dihentikan setelah gagal menjadi populer meskipun telah melakukann kampanye pemasaran besar-besaran dan sekarang dianggap sebagai salah satu produk varian termahal. . Sejak awal McDonald’s berusaha membuat produk burger yang ditujukan pada kalangan konsumen dewasa. Dan perusahaan juga berusaha untuk membuat produk yang tidak memiliki asosiasi dengan anak-anak. Melalui berbagai persiapan, perusahaan berusaha membuat produk yang dimaksud dan diberi nama Arch Deluxe.” Masalahnya sebagaian besar konsumen memiilih produk justru bukan karena kerumitannya, mereka pergi ke tempat makan ini karena faktor kenyamanan.
Ketika produk ini diluncurkan di pasaran, McDonald tidak menyadari akan persepsi konsumen pada perusahaan. faktanya, perusahaan tidak pernah memenangi penghargaan sebagai penyedia makanan terbaik. Hal ini juga selaras dengan yang diinginkan konsumen dimana mereka memang datang ke tempat ini karena alasan McDonald’s menyediakan suasana yang bersahabat, bersih, konsisten dan nyaman.
Akhirnya McDonald’s menyadari dan memperbaiki kesalahannya, hal ini setelah terjadi pergantian di pucuk pimpinan. Jack Greenberg yang mengganti posisi CEO saat itu menyadari bahwa dalam pengembangan produk perusahaan terlalu lama mengambil tindakan dan terlalu lama pula untuk memutuskan apakah perusahaan benar-benar hendak menginginkan hal tersebut atau tidak.
Cara Mcdonald’s memperbaiki kesalahannya adalah:
Setelah ditelusuri, peluncuran produk ini berdasarkan riset pasar yang dilakukan oleh perusahaan. Produk semacam ini memang direspon dengan baik oleh responden. Dengan hanya berpegangan pada hasil riset McDonald’s langsung meluncurkan produk tanpa pertimbangan lebih lanjut.
Dampak tindakan perbaikan untuk perusahaan dan masyarakat:
Ada beberapa pembelajaran yang bisa diambil seperti perusahaan
1.     sebaiknya beroperasi di wilayah yang mereka kuasai
2.     perusahaan sebaiknya menahan nafsu agar tidak mengambil tindakan yang dapat membingungkan konsumen, dan terhadap hasil riset sebaiknya perusahaan memiliki sikap skeptic dan tidak menelan bulat terhadap hasil yang tersedia tanpa pemikiran lebih lanjut.
           
Perusahaan Oticon
Pada tahun 1960an, Oticon adalah perusahaan kecil Denmark yang memproduksi alat bantu pendengaran untuk para tunarungu. Denmark memang memiliki keunggulan di industri ini karena dukungan dari pemerintah, dokter THT yang berdedikasi tinggi, dan riset kelas dunia dari dari Technical University of Denmark.
Pada tahun 1970an, Oticon memasarkan alat bantu pendengaran yang diletakkan di belakang telinga. Berkat teknologi dan upaya-upaya marketingnya, produk tersebut laris bak kacang goreng. Para petinggi dan staf Oticon semakin percaya diri dengan formula sukses mereka.
Namun pelanggan mulai menginginkan sesuatu yang lain. Mereka ingin alat bantu yang bisa dimasukkan ke dalam telinga. Meski kelihatannya sederhana, perbedaan antara belakang telinga dengan dalam telinga sangat besar. Selain ruangan di dalam telinga yang lebih kecil, bagian dalam telinga masing-masing orang tidak sama. Ini berarti produk harus bisa dikustomisasi, sesatu yang tidak cocok dengan model produksi masal Oticon. Karena alasan itu, Oticon terjebak pada cara berpikir lamanya meski pasar sudah mulai bergeser. Oticon malah yakin para konsumen melakukan keputusan yang salah dengan memilih model di dalam telinga. Fokus mereka pada cara berpikir lama membuat mereka tuli terhadap keinginan pelanggan.
Bahkan ketika Oticon mulai kehilangan pangsa pasar, cara berpikir lama tersebut membuat mereka tiba pada satu keputusan: mengembangkan model baru dengan kinerja akustik yang lebih bagus, tetapi tetap untuk belakang telinga. Namun konsumen sudah kehilangan selera terhadap model belakang telinga tersebut. Para dokter yang selama ini membantu penjualan Oticon juga mulai melihat Oticon sebagai perusahaan yang angkuh. Oticon tetap tuli. Bahkan ketika produk di dalam telinga telah memperoleh setengah dari pangsa pasar untuk alat bantu pendengaran, Oticon masih percaya mereka yang benar.
Ketika akhirnya Oticon memutuskan membuat model di dalam telinga, keputusan tersebut terkesan setengah hati. Oticon memproduksi model di dalam telinga dengan cara yang dikenal sebelumnya… produksi masal. Pelanggan tidak bisa melakukan kustomisasi karena produk yang dihasilkan melalui produksi masal adalah model standar. Respon pasar? Tentu saja menolak mentah-mentah produk tersebut.

Oticon segera kehilangan pangsa pasarnya, tetapi masih terus menyalahkan konsumen dan kompetitor. Barulah di tahun 1987 ketika perusahaan tersebut kehilangan setengah dari nilai sebelumnya, Oticon sadar. Perusahaan ini memang berhasil bangkit kembali, tetapi cerita tentang Oticon sungguh merupakan sebuah pelajaran penting buat kita semua: apa yang membuat kita sukses sering akan mengunci pikiran kita terhadap realita lain. Selama dunia tidak berubah, penguncian tersebut tidak akan berakibat buruk, malah bisa meningkatkan efisiensi. Namun ketika dunia berubah cepat, penguncian tersebut bisa berakibat fatal, seperti yang dialami ratusan pilot yang gugur dalam tugas karena pandangannya terkunci pada target sehingga tidak sempat memperhatikan musuh yang datang dari samping.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

aku rindu masa kecil ku

KONSEP MOTIVASI DAN PENERAPANNYA

sejarah singkat PT PETRO KIMIA GERSIK (KULIAH LAPANGAN)