orientasi pasar
Tugas menejemen pemasaran strategis
Bab 1 Market oriented perspective (orientasi pasar perspective)

Disusun oleh
Anna rufika : 141130279
Jurusan menejemen fakultas ekonomi universitas pembangnan nasional
yogyakarta “veteran” yogyakarta 2015
Orientasi pasar merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan sejalan dengan meningkatnya persaingan global dan perubahan dalam kebutuhan pelanggan dimana perusahaan menyadari bahwa mereka harus selalu dekat dengan pasarnya. Orientasi pasar merupakan budaya bisnis dimana organisasi mempunyai komitmen untuk terus berkreasi dalam menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Narver dan Slater (1990, p.21) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dalam menciptakan perilaku penting untuk penciptaan nilai unggul bagi pembeli serta kinerja dalam bisnis.
Sedangkan Uncles (2000, p.1) mengartikan
orientasi pasar sebagai suatu proses dan aktivitas yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemuasan pelanggan dengan cara terus menilai kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Penerapan orientasi pasar akan membawa peningkatan kinerja
bagi perusahaan tersebut.
Narver dan Slater (1990, p. 21-22)
menyatakan bahwa orientasi pasar terdiri dari 3 komponen perilaku yaitu
orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional.
Orientasi pelanggan dan orientasi pesaing termasuk semua aktivitasnya
dilibatkan dalam memperoleh informasi tentang pembeli dan pesaing pada pasar
yang dituju dan menyebarkan melalui bisnis, sedangkan koordinasi
interfungsional didasarkan pada informasi pelanggan serta pesaing dan terdiri
dari usaha bisnis yang terkoordinasi. Lebih jauh dijelaskan bahwa orientasi
pelanggan diartikan sebagai pemahaman yang memadai tentang target beli
pelanggan dengan tujuan agar dapat menciptakan nilai unggul bagi pembeli secara
terus menerus.Pemahaman disini mencakup pemahaman terhadap seluruh rantai nilai
pembeli, baik pada saat terkini maupun pada saat perkembangannya di masa yang
akan datang.
Upaya ini dapat dicapai melalui proses pencarian informasi tentang pelanggan (Uncles, 2000, p.1). Dengan adanya informasi tersebut maka perusahaan penjual (seller) akan memahami siapa saja pelanggan potensialnya,baik pada saat ini maupun pada masa yang akan datang dan apa yang mereka inginkan untuk saat ini dan saat mendatang . Orientasi pesaing berarti bahwa perusahaan yang berorientasi pesaing sering dilihat sebagai perusahaan yang mempunyai strategi bagaimana membagikan informasi mengenai pesaing.
Upaya ini dapat dicapai melalui proses pencarian informasi tentang pelanggan (Uncles, 2000, p.1). Dengan adanya informasi tersebut maka perusahaan penjual (seller) akan memahami siapa saja pelanggan potensialnya,baik pada saat ini maupun pada masa yang akan datang dan apa yang mereka inginkan untuk saat ini dan saat mendatang . Orientasi pesaing berarti bahwa perusahaan yang berorientasi pesaing sering dilihat sebagai perusahaan yang mempunyai strategi bagaimana membagikan informasi mengenai pesaing.
Orientasi pasar merupakan suatu filosofi
dalam strategi pemasaran yang menganggap bahwa penjualan produk tidak
tergantung pada strategi penjualan tetapi pada keputusan konsumen dalam membeli
produk. Oleh karena itu, membutuhkan perhatian secara tepat pada orientasi
pelangggan dan orientasi pesaing dalam rangka menyediakan kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan memberi nilai terbaik. Shin (2012, p23) dalam
International Business Research mengutip definisi hakikat dari orientasi pasar
oleh Jaworski dan Kohli (1997) dengan merangkumnya dalam sebuah pandangan
teoritis bahwa orientasi pasar adalah sebuah filosofi manajemen pemasaran yang
dibangun dengan aktivitas sebagai berikut:
1)
Intelijen pasar yang digunakan untuk mengartikulasikan upaya-upaya dalam
memahami kebutuhan konsumen;
2)
Diseminasi intelijen yang dipandang sebagai proses dan upaya menyebarkan
informasi pada seluruh komponen dalam organisasi; dan
3)
Respon yang dimaknai sebagai tindakan yang cepat dalam menindaklanjuti
upaya-upaya intelijen pasar, baik mengenai kebutuhan pelanggan maupun
pesaingnya
Pengelolaan pemasaran
perusahaan yang dikembangkan oleh para manajer adalah asumsi sensitivitas
terhadap pesaing, baik pesaing yang aktual maupun pesaing potensialnya.
Perusahaan akan bertindak secara rasional dengan mengembangkan strategi
kompetisi dalam menghadapi pesaingnya. Cara terbaik untuk menghasilkan kinerja
perusahaan dalam pasar yang kompetitif adalah dengan memusatkan perhatian bukan
pada pesaing tetapi pada pelanggannya. Rasionalitas ekonomis akan memandu
manajemen perusahaan untuk bersikap rasional, yakni daripada meniru dan
mengadaptasi strategi pesaing lebih baik memilih memusatkan upaya guna mengikat
pelanggan potensial dengan mengembangkan strategi yang didasarkan
pada customer-oriented.
Evolusi strategi pemasaran
dapat dipandang sebagai filosofi persaingan yang secara kuat memengaruhi suatu
aktivitas pemasaran organisasi. Menurut Lambet al. (2001) filosofi persaingan
dapat dikembangkan melalui empat tahap evolusi orientasi:
1. Orientasi
produksi
Suatu filosofi yang
berfokus pada kemampuan internal perusahaan yang melebihi dari keinginan dan
kebutuhan pasar. Orientasi produksi menjadi keliru karena tidak
mempertimbangkan apakah produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
merupakan produk yang paling efisien serta cocok dengan kebutuhan pasar,
sementara itu konsumen menjadi target pasar yang akan dilayaninya.
2. Orientasi
penjualan
Didasarkan pada suatu
filosofi bahwa orang membeli barang atau jasa. Perusahaan menggunakan teknik
penjualan yang agresif dan penjualan yang tinggi akan mendatangkan keuntungan
yang tinggi pula. Orientasi penjualan menjadi tidak tepat, karena tidak
mempertimbangkan kualitas tenaga penjualnya, sangat sulit meyakinkan orang
untuk membeli produknya, seringkali produk yang mereka tawarkan tidak sesuai
dengan harapan dan keinginnan konsumennya.
3. Orientasi
pasar
Didasarkan pada suatu
filosofi bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada penjualan yang agresif,
tetapi lebih pada keputusan konsumen untuk membeli produk. Orientasi pasar
lebih diarahkan untuk memahami pesaing, fokus pada konsumen, koordinasi
antarfungsi dalam rangka memberikan nilai yang terbaik.
4. Orientasi
sosial
Didasarkan pada
filosofi bahwa suatu organisasi itu ada, tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan
yang diinginkan konsumen dan memenuhi tujuan organisasi, tetapi juga untuk
melindungi kepentingan yang terbaik atas indivindu dan masyarakat dalam jangka
panjang.
Kelemahan
orientasi pasar
Menurut Sudirman (2003) terdapat beberapa
kelemahan orientasi pasar untuk pencapaian tujuan organisasi melalui penyajian
nilai unggul bagi pelanggan dan penciptaan keunggulan berdaya saing
berkelanjutan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
1. Pelanggan tidak selalu menyadari kebutuhannya,
terutama kebutuhan di waktu yang akan datang sehingga perusahaan perlu
mengarahkannya sebelum perusahaan lain melakukannya. Gibson, et al,
(1997) dalam studinya menyatakan bahwa perusahaan yang akan menjadi pemenang
adalah mereka yang berada di depan kurva perubahan.
2. Meskipun kebutuhan tersebut dapat diidentifikasi
oleh pelanggan, mereka sendiri tidak mampu menentukan cara terbaik untuk
memenuhinya (Gabel, 1995).
Dua kondisi
tersebut mengimplikasikan bahwa orientasi pelanggan tidak akan menghasilkan
suatu inovasi yang mampu membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
sehingga mengurangi keunggulan bersaing berkelanjutan.
3. Pandangan tersebut
diperkuat oleh Hammel dan Prahalad (1994) yang menganggap pelanggan sebagai
orang yang kurang wawasan. Oleh karena itu, orientasi pelanggan merupakan
tirani bagi konsep orientasi pasar.
Konsep
orientasi pasar
Lamb et
al. (2001 mengemukakan bahwa orientasi pasar sebagai suatu konsep
pemasaran meliputi tiga hal:
1.
Fokus pada kemauan dan keinginan
konsumen, sehingga organisasi dapat membedakan produknya dengan produk yang
ditawarkan oleh pesaing.
2.
Mengintegrasikan seluruh aktivitas
organisasi termasuk di dalamnya produksi untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
3.
Pencapaian tujuan jangka panjang
organisasi dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen secara hukum,
serta bertanggung jawab atas semua kebijakan tentang konsumennya.
4.
Jaworski dan Kohli (1997) mengemukakan
bahwa konsep orientasi pasar pada dasarnya meliputi tiga elemen, yaitu
intelejen pasar untuk menghasilkan berbagai macam informasi pasar yang sesuai;
diseminasi informasi diarahkan kepada seluruh bagian dalam perusahaan untuk
memperoleh sinergi strategi; serta respon atas intelijen pasar yang datang dari
semua bagian dalam bentuk strategi pemasaran yang sesuai dengan lingkungan
pasar yang ada. Pemikiran ini tidak hanya untuk memahami secara mendalam
mengenai pelanggan, tetapi juga memahami secara mendalam mengenai pesaingnya.
Komentar
Posting Komentar