Anna Rufika
141130279
The social responsibility
of business if the increase its
profit
Tanggung jawab Sosial suatu bisnis
atau CSR (Corporate Social Responsibility) dapat didefinisikan
sebagai bentuk kepedulian suatu bisnis terhadap lingkungan eksternal suatu
bisnis melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan
lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, menjaga ketertiban serta
berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya. Selain definisi diatas masih ada
definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam
pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan
karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada
umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD,
2002). Juga menurut Commission of The European Communities,
2001, mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang berhubungan
dengan kebijakan-kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan
penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis
mereka dan interaksi dengan stakeholder . CSR(Corporate Social Responsibility)
berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan“, di mana ada argumentasi
bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan
atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
- Benturan
dengan Kepentingan Masyarakat
Proses produksi suatu suatu bisnis seringkali menyebabkan benturan
kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat
perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali terjadi
karena perusahaan menimbulkan polusi( udara, air, limbah, suara bahkan mental
kejiwaan ), hal-hal bersifat normatif dilanggar, ketertiban yang kurang dan
berbagai hal lainnya. Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab social dalam
menunaikan tanggung jawab social, perusahaan dituntut untuk menghindari etika
bisnis.
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam
sebuah manajemen perusahaan
- Penggunaan
obat-obatan terlarang
- Pencurian
oleh Para Pekerja atau Korupsi
- Konflik
Kepentingan
- Pengawasan
Kualitas atau Quality Control
- Penyalahgunaan
informasi yang bersifat rahasia
- Penyelewengan
dalam pencatatan keuangan
- Penyalahgunaan
penggunaan asset perusahaan
- Pemecatan
tenaga kerja
- Polusi
Lingkungan
- Cara
bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
- Penggunaan
pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
- Pemberian
hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan
Untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan
dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Berikut adalah hal-hal pendorong
dilaksanakannya etika bisnis :
a. Dorongan dari pihak luar, dari
lingkungan masyarakat seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya
tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan biaya
tambahan untung-rugi usaha.
b. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi
humanism pebisnis yang melibatkan rasa,karsa,karya yang ikut mendorong diciptakanya
etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manejemen terbuka hubungan
industrial pancasila, pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya
merupakan contoh penerapan manejemen yang berorientasi hubungan kemanusian.
- Dorongan
Tanggung Jawab Sosial
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial
pada sebuah bisnis :
a. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering
menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang
berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan
dengan pihak luar.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan
seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah,
sebagai berikut :
- Peningkatan
modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan
produktivitas kerja.
- Adanya
partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta
kondisi manajemen parsitipatif.
- Penurunan
absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan
kerja yang menyenangkan dan baik.
- Peningkatan
mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri
karyawan.
- Kepercayaan
konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi
perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
b. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya
penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular,
penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
c. Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak
dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi.
Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong
dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut,
yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
d. Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat
diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk
menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja
yang ada.
e. Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil
meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
- Memperoleh
perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan
konsumen atas praktek bisnisnya. - Pelaksanaan
strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta
tidak
menyesatkan masyarakat. - Diselenggarakan
panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
- Pelayanan
purna jual yang lebih baik.
- Berjalannya
proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan
konsumen daripada promosi semata.
- Etika
Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis
dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
a. Hubungan Antara Bisnis Langganan Dengan Konsumen
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak
ditemui. Berikut beberapa contohnya :
- Kemasan
yang berbeda-beda menyulitkan konsumen untuk membandingkan harga terhadap
produk.
- Kemasan
membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya sehingga diperlukan
penjelasan tentang isi serta kandungan yang terdapat didalam produk
tersebut.
- Promosi,
terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama.
- Pemberian
servis dan garansi sebagai bagian dari layanan purna jual.
b. Hubungan Dengan Karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan (recruitment), latihan
(training), promosi, transfer, demosi, maupun pemberhentian (determination).
Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara objektif dan
jujur.
c. Hubungan Antar Bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan
kolega, pesaing, penyalur, grosir, maupun distributornya.
d. Hubungan Dengan Investornya
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor
merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan
yang keliru.
e. Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak pada umumnya
merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan Laporan
Keuangan.Pelaksanaan tanggung jawab sosial merupakan penerapan dan pelaksanaan
kepedulian bisnis terhadap lingkungan serta mengikuti etika bisnis. Penerapan
etika bisnis adalah maksud dari konsep Stakeholder yang berlawanan dengan
konsep Stockholder.
- Bentuk-Bentuk
Tanggung Jawab Sosial suatu Bisnis
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin
tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula
pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di
Indonesia adalah :
- Pelaksanaan
Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja. - Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan. - Penerapan
Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya. - Perkebunan
Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma. - Sistem
Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
·
Pelaksanaan
Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Contohnya adalah Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan
pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban
dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti,
tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
·
Perkebunan
Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan
perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar
berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan
bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
Contoh
Kasus Etika Bisnis
Peternakan Ayam
Usaha peternakan ayam negeri atau
broiler mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena tingginya
permintaan masyarakat akan daging. Usaha peternakan ayam ini juga memberikan
keuntungan yang tinggi dan bisa menjadi sumber pendapatan bagi peternak ayam
broiler tersebut. Akan tetapi, peternak dalam menjalankan usahanya masih
mengabaikan prinsip-prinsip etika bisnis.
Akhir-akhir ini usaha peternakan
ayam dituding sebagai usaha yang ikut mencemari lingkungan. banyaknya
peternakan ayam yang berada di lingkungan masyarakat dirasakan mulai mengganggu
oleh warga terutama peternakan ayam yang lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk.
Masyarakat banyak mengeluhkan dampak buruk dari kegiatan usaha peternakan ayam
karena masih banyak peternak yang mengabaikan penanganan limbah dari usahanya.
Limbah peternakan yang berupa feses (kotoran ayam), dan sisa pakan serta air
dari pembersihan ternak dan kandang menimbulkan pencemaran lingkungan
masyarakat di sekitar lokasi peternakan tersebut. Selain itu timbulnya banyak
lalat yang dikarenakan kurang bersih dan dirawatnya kandang, masyarakat takut
lalat tersebut nantinya membawa penyakit. Dan satu lagi dari peternakan ayam
negeri masyarakat mengkhawatirkan virus flu burung Avian Infuenza (H5N1)yang
pada saat tahun 2008 lagi sedang gempar-gemparnya. Oleh karena itu, peternak
ayam negeri atau broiler harus memiliki etika bisnis yang baik bukan hanya
mencari keuntungan semata namun juga harus menciptakan lingkungan yang sehat di
sekitar peternakan. Dengan cara pengelolaan limbah yang baik misalkan dijadikan
pupuk untuk tanaman atau untuk pakan ikan lele, menjaga kebersihan lingkungan
dengan melakukan penyemprotan kandang disinfetan secara berkala agar tidak
timbul banyak lalat dan penyakit.
Dari contoh kasus diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan, jika saja peternakan tersebut menerapkan etika bisnis
dengan baik, maka akan mendatangkan manfaat dari penerapan etika bisnis :
1.
Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan
menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada
orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
2.
Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka
perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami
peningkatan penjualan.
3.
Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat
apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.
4.
Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan
bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan.
Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah
perusahaan yang beretika.
Komentar
Posting Komentar